Kita adalah Apa yang Kita Pikirkan dan Lakukan…
"Undzur maa qaala, wa laa tandzur man qaala"
Merupakan perkataan dari Ali bin Abi Thalib K.W yang memiliki pesan bahwa, :
“perhatikan apa yang dikatakan dan bukan memperhatikan siapa yang mengatakan”.
Pernyataan tersebut tentu saja dalam konteks rentang waktu sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallaam, yang siapapun orangnya memiliki peluang mengatakan yang salah, sehingga yang harus diperhatikan adalah isi perkataan seseorang tersebut, apakah sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah atau tidak.
Jumat, 23 Desember 2016
Jumat, 18 November 2016
Tiga Doa dalam Sujud
Syeikh Abdul Aziz Bin Baaz -semoga Allah merahmatinya- berkata :
Merupakan 3 do'a yang janganlah kau lupakan dalam sujud, :
✳ 1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah
١. اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
Allahumma inni as'aluka Husnul Khatimah
Artinya : "Ya Allah aku meminta kepada-MU Husnul Khatimah"
✳ 2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat, :
٢. اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت
Allahummarzuqnii taubatan nashuhaa qoblal maut
Artinya: "Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat".
✳ 3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya.
٣. اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbii 'ala diinik
Artinya: "Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU".
Ayoo berbagi walau satu ayat, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik dengan-Nya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat, Aamiin
Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.
Dan berkata Syeikh Khalid : ulangilah...
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الذي لا إله الا هو الحيى القيوم و وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Astagh-firullahulladzi laa ilaaha illa huwal khayyul qoyyumu wa atuubu ilaih ، ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang mana tiadalah sesembahan dialah yang maha hidup dan abadi dan aku bertobat kepada-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.”
Maka dengan izin Allah kau akan lihat kejaiban dari diredakanya kekhawatiranmu dan dimudahkanya urusanmu,
Janganlah kau sembunyikan keutamaan (dzikir) kirimkanlah kepada orang-orang yang kau sayangi...
Setiap nafas pada menit kehidupan kita, tidaklah akan kembali...Maka Jadikanlah dirimu merasakan manisnya beristighfar...
Yaa Allah Jadikanlah nasehatku ini shadaqah jariyah bagiku dan kedua orang tuaku dan untuk seluruh umat muslimin. Aamiin.
Sumber: Madinah Munawwarah , Selasa, 1 Dzulhijjah 1436 H / 15 September 2015 M.
Merupakan 3 do'a yang janganlah kau lupakan dalam sujud, :
✳ 1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah
١. اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
Allahumma inni as'aluka Husnul Khatimah
Artinya : "Ya Allah aku meminta kepada-MU Husnul Khatimah"
✳ 2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat, :
٢. اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت
Allahummarzuqnii taubatan nashuhaa qoblal maut
Artinya: "Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat".
✳ 3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya.
٣. اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbii 'ala diinik
Artinya: "Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU".
Ayoo berbagi walau satu ayat, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik dengan-Nya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat, Aamiin
Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.
Dan berkata Syeikh Khalid : ulangilah...
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الذي لا إله الا هو الحيى القيوم و وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Astagh-firullahulladzi laa ilaaha illa huwal khayyul qoyyumu wa atuubu ilaih ، ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang mana tiadalah sesembahan dialah yang maha hidup dan abadi dan aku bertobat kepada-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.”
Maka dengan izin Allah kau akan lihat kejaiban dari diredakanya kekhawatiranmu dan dimudahkanya urusanmu,
Janganlah kau sembunyikan keutamaan (dzikir) kirimkanlah kepada orang-orang yang kau sayangi...
Setiap nafas pada menit kehidupan kita, tidaklah akan kembali...Maka Jadikanlah dirimu merasakan manisnya beristighfar...
Yaa Allah Jadikanlah nasehatku ini shadaqah jariyah bagiku dan kedua orang tuaku dan untuk seluruh umat muslimin. Aamiin.
Sumber: Madinah Munawwarah , Selasa, 1 Dzulhijjah 1436 H / 15 September 2015 M.
Jumat, 21 Oktober 2016
Berhenti Mengeluh
Assalaamu'alaikum...
Kehidupan yang saat ini kita keluhkan, Sesungguhnya merupakan impian bagi beberapa orang.. . Lalu mengapa kita jadi gemar mengeluhkannya..⁉
Perbanyak perbuatan yang bermanfaat dalam kehidupan yang kita jalani sekarang.. Dan jangan melemah...
❇ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
"Ihrish 'alaa ma yanfa'uka wasta'in billaahi wa laa ta'jidz"
"Bersemangatlah dalam perkara yang bermanfaat bagimu...
Mintalah pertolongan Allah dan jangan engkau melemah (Jangan pernah menyerah)..” (HR. Muslim: 47)
Ujian hidup tidak pernah menjadi semakin mudah, hanya kita saja yang kerap semakin melemah...
Sesudah Shalat jamaah (lelaki) di Masjid lanjut do'akan ortu dan keluarga, do'akan sesama muslim.
Jumat, 02 September 2016
Jumat, 19 Agustus 2016
Mengenal Neraka Saqar
QS. Al-Muddatstsir (74).
27. "Wa maa adraaka maa Saqar"
"Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu?"
28. "Laa tubqii wa laa tadzaru"
"Ia (Saqar) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ◎1"
29. "Lawwaahatul lil basyar"
"Yang menghanguskan kulit manusia"
42. "Maa salakakum fii Saqar"
"Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (Neraka) Saqar"
43. "Qaaluu lam naku minal mushalliin"
"Mereka menjawab, 'Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan Shalat,"
44. "Wa lam naku nuth'imul miskiin"
"Dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin...,"
Keterangan :
Apa yang dilemparkan kedalam neraka itu di azabnya sampai binasa, kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali!!
Na'udzubillaahi min dzaalik!!
Semoga kita termasuk golongan yang terhindar dari neraka Saqar. Aamiin.
27. "Wa maa adraaka maa Saqar"
"Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu?"
28. "Laa tubqii wa laa tadzaru"
"Ia (Saqar) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ◎1"
29. "Lawwaahatul lil basyar"
"Yang menghanguskan kulit manusia"
42. "Maa salakakum fii Saqar"
"Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (Neraka) Saqar"
43. "Qaaluu lam naku minal mushalliin"
"Mereka menjawab, 'Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan Shalat,"
44. "Wa lam naku nuth'imul miskiin"
"Dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin...,"
Keterangan :
Apa yang dilemparkan kedalam neraka itu di azabnya sampai binasa, kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali!!
Na'udzubillaahi min dzaalik!!
Semoga kita termasuk golongan yang terhindar dari neraka Saqar. Aamiin.
Jumat, 22 Juli 2016
❤ 4 Golongan Lelaki ❤
Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yang akan ditarik masuk neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu.
1. Ayahnya
Jika seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan Agama seperti shalat, mengaji, dan sebagainya. Dia membiarkan anak perempuannya tidak menutup auratnya, sebagaimana firman Allah, :
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, : *"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [ QS. Al-Ahzab(33) : 59 ].
Tidak cukup kalau hanya dengan memberi kemewahan duniawi saja. Apabila seorang Ayah lalai, maka dia akan ditarik ke neraka oleh Anaknya.
Duhai lelaki yang bergelar 'Ayah', bagaimanakah keadaan anak perempuanmu sekarang? Apakah kau sudah mengajarkan shalat dan shaum (puasa) kepadanya? menutup auratnya? memberi bekal pengetahuan agama padanya. Jika tidak terpenuhi, maka bersiap-siaplah untuk menjadi bagian dari 'Penghuni Neraka', oleh sebab ditarik putrinya sendiri.
2. Suaminya
Apabila suami tidak memperdulikan tindak tanduk istrinya. Bergaul bebas, membiarkan istri berhias diri untuk lelaki yang bukan mahramnya.
Jika suami membiarkan istri yang seperti itu, walaupun suami tersebut adalah suami yang 'alim', shalatnya tidak pernah bolong, shaumnya tidak pernah lalai. Maka dia akan turut ditarik oleh istrinya bersama-sama ke dalam Neraka.
Duhai lelaki yang bergelar 'Suami', bagaimana keadaan istri tercinta sekarang? Dimanakah dia? bagaimanakah akhlaknya? Jika tidak kau jaga mengikuti ketetapan agama Islam, maka terimalah keniscayaan bahwa kau akan sehidup semati bersama-sama masuk ke dalam Neraka.
3. Saudara Lelakinya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga kehormatan wanita jatuh pada saudara lelakinya (kakak atau paman). Jika mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adik atau keponakannya dibiarkan dari ajaran Islam, maka tunggulah tarikan mereka di akhirat kelak.
Duhai kelaki yang mempunyai saudara perempuan, jangan hanya menjaga amalmu dan melupaka amanah yang lain. Karena kau juga akan bertanggungjawab kelak di Akhirat.
4. Anak Lelakinya
Apabila seorang anak laki-laki tidak menasihati Ibunya perihal kelakuan yang tidak dibenarkan dalam Islam.
Bila ibu membuat kemungkaran, mengumpat, tidak taat kepada suami, memfitnah, menggunjing, maka anak itu akan ditanya dan dimintai pertanggung-jawaban di Akhirat kelak. Dan bersama-sama menemani Ibunya di Neraka.
Duhai anak lelaki, sayangilah Ibumu, nasihatilah dia jika bersalah atau lalai. Karena Ibu adalah insan biasa, tak lepas dari melakukan dosa. Selamatkanlah dia dari ancaman Neraka, jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi teman di dalam Neraka.
❇ Betapa hebatnya tarikan Wanita. Bukan saja di dunia, tetapi juga di Akhirat yang tak kalah hebat tarikannya.
Maka, kaum lelaki yang bergelar 'Ayah', 'Suami', 'Saudara' atau 'Anak' harus melaksanakan kewajiban dan perintah Agama Islam dengan benar, bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk seluruh keluarganya.
Wallahu A'lam Bish-shawab. . .
Perhatikan Firman Allah dalam Al-Qur'an,
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". [ QS. At-Tahrim(66) : 6 ].
"Allahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammad, Wa aalihi washahbihi wa sallim"
1. Ayahnya
Jika seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan Agama seperti shalat, mengaji, dan sebagainya. Dia membiarkan anak perempuannya tidak menutup auratnya, sebagaimana firman Allah, :
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, : *"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [ QS. Al-Ahzab(33) : 59 ].
Tidak cukup kalau hanya dengan memberi kemewahan duniawi saja. Apabila seorang Ayah lalai, maka dia akan ditarik ke neraka oleh Anaknya.
Duhai lelaki yang bergelar 'Ayah', bagaimanakah keadaan anak perempuanmu sekarang? Apakah kau sudah mengajarkan shalat dan shaum (puasa) kepadanya? menutup auratnya? memberi bekal pengetahuan agama padanya. Jika tidak terpenuhi, maka bersiap-siaplah untuk menjadi bagian dari 'Penghuni Neraka', oleh sebab ditarik putrinya sendiri.
2. Suaminya
Apabila suami tidak memperdulikan tindak tanduk istrinya. Bergaul bebas, membiarkan istri berhias diri untuk lelaki yang bukan mahramnya.
Jika suami membiarkan istri yang seperti itu, walaupun suami tersebut adalah suami yang 'alim', shalatnya tidak pernah bolong, shaumnya tidak pernah lalai. Maka dia akan turut ditarik oleh istrinya bersama-sama ke dalam Neraka.
Duhai lelaki yang bergelar 'Suami', bagaimana keadaan istri tercinta sekarang? Dimanakah dia? bagaimanakah akhlaknya? Jika tidak kau jaga mengikuti ketetapan agama Islam, maka terimalah keniscayaan bahwa kau akan sehidup semati bersama-sama masuk ke dalam Neraka.
3. Saudara Lelakinya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga kehormatan wanita jatuh pada saudara lelakinya (kakak atau paman). Jika mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adik atau keponakannya dibiarkan dari ajaran Islam, maka tunggulah tarikan mereka di akhirat kelak.
Duhai kelaki yang mempunyai saudara perempuan, jangan hanya menjaga amalmu dan melupaka amanah yang lain. Karena kau juga akan bertanggungjawab kelak di Akhirat.
4. Anak Lelakinya
Apabila seorang anak laki-laki tidak menasihati Ibunya perihal kelakuan yang tidak dibenarkan dalam Islam.
Bila ibu membuat kemungkaran, mengumpat, tidak taat kepada suami, memfitnah, menggunjing, maka anak itu akan ditanya dan dimintai pertanggung-jawaban di Akhirat kelak. Dan bersama-sama menemani Ibunya di Neraka.
Duhai anak lelaki, sayangilah Ibumu, nasihatilah dia jika bersalah atau lalai. Karena Ibu adalah insan biasa, tak lepas dari melakukan dosa. Selamatkanlah dia dari ancaman Neraka, jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi teman di dalam Neraka.
❇ Betapa hebatnya tarikan Wanita. Bukan saja di dunia, tetapi juga di Akhirat yang tak kalah hebat tarikannya.
Maka, kaum lelaki yang bergelar 'Ayah', 'Suami', 'Saudara' atau 'Anak' harus melaksanakan kewajiban dan perintah Agama Islam dengan benar, bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk seluruh keluarganya.
Wallahu A'lam Bish-shawab. . .
Perhatikan Firman Allah dalam Al-Qur'an,
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". [ QS. At-Tahrim(66) : 6 ].
"Allahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammad, Wa aalihi washahbihi wa sallim"
Jumat, 17 Juni 2016
Orang Hebat
Orang yang meninggalkan dunia
sebelum ia meninggal dunia.
Dia bersedekah sampai kaya,
bukan kaya baru bersedekah.
Dia berdakwah sampai alim,
bukan sudah alim baru berdakwah.
Dia datang ke masjid sampai tua,
bukan tua baru ke masjid.
Dia beramal sampai ikhlas,
bukan ikhlas baru beramal.
SELAMAT MENCOBA
SEBELUM AJAL TIBA
Jumat, 27 Mei 2016
Alhamdulillaah
Don't Forget To Say
"ALHAMDULILLAAH"
"Fadzkuruunii adzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun(i)"
"Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." [QS. Al-Baqarah (2) : 152]
Setiap manusia sudah seharusnya Selalu Bersyukur kepada Allah atas setiap Hembusan Nafasnya, Limpahan Rahmat, Ampunan dan Karunia-Nya, Setiap Kejadian, Bahkan Pada Setiap Musibah Yang Menemuinya....
Hidup itu indah bagi mereka yang pandai bersyukur
❇ Sudahkah anda Bersyukur..."Alhamdulillaah" ❇
Jumat, 29 April 2016
Renungan Bersama
Seorang anak kehilangan sepatunya di laut, lalu dia menulis di pinggir pantai ...
LAUT INI MALING ...
Tak lama datanglah nelayan yg membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI BAIK HATI ...
Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai ...
LAUT INI PEMBUNUH ...
Seorang berperahu dan di hantam badai, lalu menulis dipantai ...
LAUT INI PENUH MARABAHAYA
Tak lama datanglah Seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara di dalam lautan, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI PENUH BERKAH ...
Sementara seisi lautan tak pernah mengeluh. Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus Semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.
❇ MAKA,.......
JANGAN RISAUKAN OMONGAN ORANG, KARENA SETIAP ORANG MEMBACA
DUNIA DENGAN PEMAHAMAN DAN PENGALAMAN YANG BERBEDA
Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa di hargai.
Tak usah repot repot mau menjelaskan tentang diri mu kepada siapa pun, Karena yang menyukai mu tidak butuh itu, Dan yang membenci mu tidak percaya itu.
☀ Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi Siapa yang mau berbuat baik dan benar
Jangan menghapus Persaudaraan hanya karena sebuah Kesalahan, ... Namun Hapuslah kesalahan demi lanjutnya Persaudaraan..
Jika datang kepadamu gangguan,... Jangan berpikir bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Perih, tapi berpikirlah bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Baik.
Kurangi mengeluh teruslah berdo'a dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikuti kita.
Tugas kita adalah berbuat yang baik & benar Bukan menghakimi
Memaafkan adalah memaafkan tanpa tapi,...
Menghargai adalah menghargai tanpa tapi,....
Jangan pakai hukum sebab akibat untuk membenarkan amarahmu....
Karena jika kita baik, amarah tak tumbuh subur.
LAUT INI MALING ...
Tak lama datanglah nelayan yg membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI BAIK HATI ...
Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai ...
LAUT INI PEMBUNUH ...
Seorang berperahu dan di hantam badai, lalu menulis dipantai ...
LAUT INI PENUH MARABAHAYA
Tak lama datanglah Seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara di dalam lautan, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI PENUH BERKAH ...
Sementara seisi lautan tak pernah mengeluh. Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus Semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.
❇ MAKA,.......
JANGAN RISAUKAN OMONGAN ORANG, KARENA SETIAP ORANG MEMBACA
DUNIA DENGAN PEMAHAMAN DAN PENGALAMAN YANG BERBEDA
Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa di hargai.
Tak usah repot repot mau menjelaskan tentang diri mu kepada siapa pun, Karena yang menyukai mu tidak butuh itu, Dan yang membenci mu tidak percaya itu.
☀ Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi Siapa yang mau berbuat baik dan benar
Jangan menghapus Persaudaraan hanya karena sebuah Kesalahan, ... Namun Hapuslah kesalahan demi lanjutnya Persaudaraan..
Jika datang kepadamu gangguan,... Jangan berpikir bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Perih, tapi berpikirlah bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Baik.
Kurangi mengeluh teruslah berdo'a dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikuti kita.
Tugas kita adalah berbuat yang baik & benar Bukan menghakimi
Memaafkan adalah memaafkan tanpa tapi,...
Menghargai adalah menghargai tanpa tapi,....
Jangan pakai hukum sebab akibat untuk membenarkan amarahmu....
Karena jika kita baik, amarah tak tumbuh subur.
Jumat, 18 Maret 2016
Kisah-kisah Inspiratif tentang, Ana Madiinatul 'Ilmu Wa Aliyyun Baabuha
Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab ra sedang duduk dengan para sahabat diantaranya ada Imam Ali bin Abi Thalib.
Tiba tiba seorang laki-laki yang tak dikenal datang kepada beliau, parasnya enak dipandang, bersih dan berwibawa. Sambil duduk ia tak henti-hentinya bertasbih dan berdoa.
Melihat tindak tanduk orang tadi Khalifah Umar menjadi penasaran untuk menyapanya, : “Apa kabarmu di pagi hari ini?”.
Orang itupun menjawab, : “Alhamdulillah pagi ini aku menyukai fitnah, membenci kebenaran (hak), shalat tanpa wudhu' dan saya memiliki di dunia apa yang tidak dimiliki Allah di langit”
Wajah khalifah Umar berobah mendengar uraian tamu tadi. Beliau marah bukan kepalang, lalu bangun dari tempat duduknya dan segera memegangnya dengan keras. Imam Ali yang berada di majlis itu tersenyum melihat kelakuan khalifah Umar ra. Beliau pun berkata kepadanya, :
“Ya Amirul Muminin sabar dulu, apa yang telah dikatakan orang ini sesungguhnya benar”.
Medengar uraian Imam Ali beliau pun merasa tidak enak karena telah meperlakukan tamu tadi secara kasar. Lalu beliau memandang wajah Imam Ali seraya berkata dengan suara yang agak lunak, :
“Dapatkan kau terangkan kepadaku kebenarnya?”
Imam Ali ra bangun dari tempat dukuknya, lalu berkata, :
“Pertama, ia menyukai fitnah berarti ia menyukai harta benda dan anak, bukankah Allah berfirman dalam ayat Nya surat al Anfal ayat 28 “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anakmu itu hanyalah fitnah?”.
Kedua, ia membenci kebenaran atau hak. artinya ia membeci kematian. Allah berfirman dalam surat qaf 19 “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar benarnya (hak). Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”.
Ketiga, ia Shalat tanpa wudhu, yaitu Shalat kepada Rasulallah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, Orang yang bershalawat kepada Rasulallah tidak wajib harus berwudhu.
Adapun yang keempat, ia memiliki di dunia apa yang tidak dimiliki Allah di langit. Maksudnya ia memiliki di dunia anak dan istri yang tidak dimiliki Allah karena Allah adalah Maha Esa, tidak beristri, tidak beranak, dan tidak diperanakan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Khalifah Umar ra menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar uraian Imam Ali KW. Lalu berkata, :
“Seburuk buruknya majlis adalah majlis yang tidak ada abu Al-Hasan (Imam Ali KW.)
Dari dua kisah di atas jelas sekali kita bisa mengambi suatu bukti bahwa Imam Ali KW. memiliki gudang ilmu yang tidak dimiliki para sahabat lainya.
“Aku kota ilmu dan Ali pintunya”. Itulah sabda Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang dicetuskan beliau kepada para sahabat. Alasanya, ketika beliau menerima wahyu, Sayyidina Ali KW. adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tesebut setelah istri beliau, Khadijah ra.
Pada waktu itu Ali KW. masih berusia sekitar 10 tahun. Pada usia remaja setelah wahyu turun, Imam Ali KW. banyak belajar langsung dari Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena sebagai misanan dan sekali gus merangkap sebagai anak asuh, beliau selalu mendapat kesempatan dekat dengan Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini berlanjut sampai belau menjadi menantu Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Jadi banyak pelajaran pelajaran tertentu yang diajarkan Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada beliau yang tidak diajari kepada sahabat sahabat yang lain.
☀ Didikan langsung dari Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Sallam kepada imam Ali KW. dalam semua ilmu agama baik secara zhahir (syariah) atau secara bathin (tasawuf), banyak menggembleng beliau menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak. Salah satu dari kecerdasan, keberanian dan kebijaksanaan beliau kita bisa lihat dari kisah kisah di atas tadi.
Wallahu a'lam bish-shawab
Tiba tiba seorang laki-laki yang tak dikenal datang kepada beliau, parasnya enak dipandang, bersih dan berwibawa. Sambil duduk ia tak henti-hentinya bertasbih dan berdoa.
Melihat tindak tanduk orang tadi Khalifah Umar menjadi penasaran untuk menyapanya, : “Apa kabarmu di pagi hari ini?”.
Orang itupun menjawab, : “Alhamdulillah pagi ini aku menyukai fitnah, membenci kebenaran (hak), shalat tanpa wudhu' dan saya memiliki di dunia apa yang tidak dimiliki Allah di langit”
Wajah khalifah Umar berobah mendengar uraian tamu tadi. Beliau marah bukan kepalang, lalu bangun dari tempat duduknya dan segera memegangnya dengan keras. Imam Ali yang berada di majlis itu tersenyum melihat kelakuan khalifah Umar ra. Beliau pun berkata kepadanya, :
“Ya Amirul Muminin sabar dulu, apa yang telah dikatakan orang ini sesungguhnya benar”.
Medengar uraian Imam Ali beliau pun merasa tidak enak karena telah meperlakukan tamu tadi secara kasar. Lalu beliau memandang wajah Imam Ali seraya berkata dengan suara yang agak lunak, :
“Dapatkan kau terangkan kepadaku kebenarnya?”
Imam Ali ra bangun dari tempat dukuknya, lalu berkata, :
“Pertama, ia menyukai fitnah berarti ia menyukai harta benda dan anak, bukankah Allah berfirman dalam ayat Nya surat al Anfal ayat 28 “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anakmu itu hanyalah fitnah?”.
Kedua, ia membenci kebenaran atau hak. artinya ia membeci kematian. Allah berfirman dalam surat qaf 19 “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar benarnya (hak). Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”.
Ketiga, ia Shalat tanpa wudhu, yaitu Shalat kepada Rasulallah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, Orang yang bershalawat kepada Rasulallah tidak wajib harus berwudhu.
Adapun yang keempat, ia memiliki di dunia apa yang tidak dimiliki Allah di langit. Maksudnya ia memiliki di dunia anak dan istri yang tidak dimiliki Allah karena Allah adalah Maha Esa, tidak beristri, tidak beranak, dan tidak diperanakan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Khalifah Umar ra menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar uraian Imam Ali KW. Lalu berkata, :
“Seburuk buruknya majlis adalah majlis yang tidak ada abu Al-Hasan (Imam Ali KW.)
Dari dua kisah di atas jelas sekali kita bisa mengambi suatu bukti bahwa Imam Ali KW. memiliki gudang ilmu yang tidak dimiliki para sahabat lainya.
“Aku kota ilmu dan Ali pintunya”. Itulah sabda Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang dicetuskan beliau kepada para sahabat. Alasanya, ketika beliau menerima wahyu, Sayyidina Ali KW. adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tesebut setelah istri beliau, Khadijah ra.
Pada waktu itu Ali KW. masih berusia sekitar 10 tahun. Pada usia remaja setelah wahyu turun, Imam Ali KW. banyak belajar langsung dari Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena sebagai misanan dan sekali gus merangkap sebagai anak asuh, beliau selalu mendapat kesempatan dekat dengan Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini berlanjut sampai belau menjadi menantu Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Jadi banyak pelajaran pelajaran tertentu yang diajarkan Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada beliau yang tidak diajari kepada sahabat sahabat yang lain.
☀ Didikan langsung dari Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Sallam kepada imam Ali KW. dalam semua ilmu agama baik secara zhahir (syariah) atau secara bathin (tasawuf), banyak menggembleng beliau menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak. Salah satu dari kecerdasan, keberanian dan kebijaksanaan beliau kita bisa lihat dari kisah kisah di atas tadi.
Wallahu a'lam bish-shawab
Jumat, 05 Februari 2016
Jumat, 29 Januari 2016
Kisah-kisah Inspiratif tentang, Ana Madiinatul 'Ilmu Wa Aliyyun Baabuha
Mari kita bersama sama membuka dua bingkisan kado yang datang dari dua sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib KW. dan Umar bin Khattab RA., mari kita menyimak dua kisah mereka yang cukup menarik,
Teriakan seorang wanita muda terdengar dari jauh. Tanganya dipegang secara kasar oleh suaminya. Hidungnya berdarah dan mukanya babak belur karena dipukuli. Ia didorong maju secara kuat kehadapan khalifah Umar bin Khattab ra. Ia tersangka telah berbuat zina.
Suaminya marah bukan kepalang. Sambil dilempar dihadapan khalifah Umar, laki laki itu berkata, :
“Ya Amirul Muminin, perempuan ini telah berzina”.
Khalifah Umar pun bertanya, :
“Apa sebenarnya yang telah terjadi terhadap istrimu ini?”.
Dengan sewot ia menjawab, :
“Ya Amirul Muminin, rajamlah wanita ini. Sesungguhnya ia telah berzina. Aku baru saja kawin 6 bulan, masa sekarang sudah punya anak?”.
Setelah perkara itu diselidiki secara seksama, teliti dan semua persyaratan hukum telah dipenuhi, beliau pun dengan tegas memutuskan bahwa hukum rajam bagi wanita tadi harus segera dilaksanakan.
Pada saat itu kebetulan Imam Ali bin Abi Thalib Kw. sedang duduk di samping Khalifah Umar ra. Beliau melihat semua yang terjadi terhadap diri wanita itu. beliau pun telah mendengar keputusan yang telah diputuskan khalifah Umar untuk merajamnya.
Adapun menurut beliau wanita itu tidak sewajarnya untuk dirajam karena ia tidak bersalah.
Maka dengan penuh keberanian, Sayyidina Ali Kw. berkata kepada Khalifah Umar ra, :
“Tunggu dulu ya Amirul Mu’minin, jangan terburu buru memutuskan suatu hukum sebelum mempunyai dalil yang kuat. Sesungguhnya wanita itu tidak bersalah dan tidak berzina”.
Mendengar ungkapan Imam Ali bin Abi Thalib Kw., beliau merasa bersalah terburu buru memutuskan hukuman tanpa bermusyawarat terlebih dahulu kepada para sahabat. Lalu beliau berkata, :
“Ya Aba al-Hasan, bagaimana kamu tahu hukumnya bahwa wanita itu tidak berzina?”.
Dengan lantang Imam Ali pun menjelaskan, :
“Bukankah Allah berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 yang berbunyi, :
“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”, sedangkan di surat lainya yaitu surat Luqman ayat 14 Allah berfirman: “Dan menyapihnya dalam dua tahun”.
Umar bin Khattab ra pun membenarkan penjelasan Imam Ali. Kemudian beliau melanjutkan penjelasanya, :
“Jika masa kandungan dan penyapihan 30 bulan dikurangi masa penyapihan 24 bulan, maka wanita bisa melahirkan anak dalam waktu 6 bulan”.
Mendengar uraian Imam Ali tadi, khalifah Umar menganggukan kepalanya tanda salut atas keputusan beliau. Lalu berkata, :
“Tanpa Ali, Umar bisa binasa”
wallahu a'lam bish-shawab
Teriakan seorang wanita muda terdengar dari jauh. Tanganya dipegang secara kasar oleh suaminya. Hidungnya berdarah dan mukanya babak belur karena dipukuli. Ia didorong maju secara kuat kehadapan khalifah Umar bin Khattab ra. Ia tersangka telah berbuat zina.
Suaminya marah bukan kepalang. Sambil dilempar dihadapan khalifah Umar, laki laki itu berkata, :
“Ya Amirul Muminin, perempuan ini telah berzina”.
Khalifah Umar pun bertanya, :
“Apa sebenarnya yang telah terjadi terhadap istrimu ini?”.
Dengan sewot ia menjawab, :
“Ya Amirul Muminin, rajamlah wanita ini. Sesungguhnya ia telah berzina. Aku baru saja kawin 6 bulan, masa sekarang sudah punya anak?”.
Setelah perkara itu diselidiki secara seksama, teliti dan semua persyaratan hukum telah dipenuhi, beliau pun dengan tegas memutuskan bahwa hukum rajam bagi wanita tadi harus segera dilaksanakan.
Pada saat itu kebetulan Imam Ali bin Abi Thalib Kw. sedang duduk di samping Khalifah Umar ra. Beliau melihat semua yang terjadi terhadap diri wanita itu. beliau pun telah mendengar keputusan yang telah diputuskan khalifah Umar untuk merajamnya.
Adapun menurut beliau wanita itu tidak sewajarnya untuk dirajam karena ia tidak bersalah.
Maka dengan penuh keberanian, Sayyidina Ali Kw. berkata kepada Khalifah Umar ra, :
“Tunggu dulu ya Amirul Mu’minin, jangan terburu buru memutuskan suatu hukum sebelum mempunyai dalil yang kuat. Sesungguhnya wanita itu tidak bersalah dan tidak berzina”.
Mendengar ungkapan Imam Ali bin Abi Thalib Kw., beliau merasa bersalah terburu buru memutuskan hukuman tanpa bermusyawarat terlebih dahulu kepada para sahabat. Lalu beliau berkata, :
“Ya Aba al-Hasan, bagaimana kamu tahu hukumnya bahwa wanita itu tidak berzina?”.
Dengan lantang Imam Ali pun menjelaskan, :
“Bukankah Allah berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 yang berbunyi, :
“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”, sedangkan di surat lainya yaitu surat Luqman ayat 14 Allah berfirman: “Dan menyapihnya dalam dua tahun”.
Umar bin Khattab ra pun membenarkan penjelasan Imam Ali. Kemudian beliau melanjutkan penjelasanya, :
“Jika masa kandungan dan penyapihan 30 bulan dikurangi masa penyapihan 24 bulan, maka wanita bisa melahirkan anak dalam waktu 6 bulan”.
Mendengar uraian Imam Ali tadi, khalifah Umar menganggukan kepalanya tanda salut atas keputusan beliau. Lalu berkata, :
“Tanpa Ali, Umar bisa binasa”
wallahu a'lam bish-shawab
Langganan:
Postingan (Atom)