Mari kita bersama sama membuka dua bingkisan kado yang datang dari dua sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib KW. dan Umar bin Khattab RA., mari kita menyimak dua kisah mereka yang cukup menarik,
Teriakan seorang wanita muda terdengar dari jauh. Tanganya dipegang secara kasar oleh suaminya. Hidungnya berdarah dan mukanya babak belur karena dipukuli. Ia didorong maju secara kuat kehadapan khalifah Umar bin Khattab ra. Ia tersangka telah berbuat zina.
Suaminya marah bukan kepalang. Sambil dilempar dihadapan khalifah Umar, laki laki itu berkata, :
“Ya Amirul Muminin, perempuan ini telah berzina”.
Khalifah Umar pun bertanya, :
“Apa sebenarnya yang telah terjadi terhadap istrimu ini?”.
Dengan sewot ia menjawab, :
“Ya Amirul Muminin, rajamlah wanita ini. Sesungguhnya ia telah berzina. Aku baru saja kawin 6 bulan, masa sekarang sudah punya anak?”.
Setelah perkara itu diselidiki secara seksama, teliti dan semua persyaratan hukum telah dipenuhi, beliau pun dengan tegas memutuskan bahwa hukum rajam bagi wanita tadi harus segera dilaksanakan.
Pada saat itu kebetulan Imam Ali bin Abi Thalib Kw. sedang duduk di samping Khalifah Umar ra. Beliau melihat semua yang terjadi terhadap diri wanita itu. beliau pun telah mendengar keputusan yang telah diputuskan khalifah Umar untuk merajamnya.
Adapun menurut beliau wanita itu tidak sewajarnya untuk dirajam karena ia tidak bersalah.
Maka dengan penuh keberanian, Sayyidina Ali Kw. berkata kepada Khalifah Umar ra, :
“Tunggu dulu ya Amirul Mu’minin, jangan terburu buru memutuskan suatu hukum sebelum mempunyai dalil yang kuat. Sesungguhnya wanita itu tidak bersalah dan tidak berzina”.
Mendengar ungkapan Imam Ali bin Abi Thalib Kw., beliau merasa bersalah terburu buru memutuskan hukuman tanpa bermusyawarat terlebih dahulu kepada para sahabat. Lalu beliau berkata, :
“Ya Aba al-Hasan, bagaimana kamu tahu hukumnya bahwa wanita itu tidak berzina?”.
Dengan lantang Imam Ali pun menjelaskan, :
“Bukankah Allah berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 yang berbunyi, :
“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”, sedangkan di surat lainya yaitu surat Luqman ayat 14 Allah berfirman: “Dan menyapihnya dalam dua tahun”.
Umar bin Khattab ra pun membenarkan penjelasan Imam Ali. Kemudian beliau melanjutkan penjelasanya, :
“Jika masa kandungan dan penyapihan 30 bulan dikurangi masa penyapihan 24 bulan, maka wanita bisa melahirkan anak dalam waktu 6 bulan”.
Mendengar uraian Imam Ali tadi, khalifah Umar menganggukan kepalanya tanda salut atas keputusan beliau. Lalu berkata, :
“Tanpa Ali, Umar bisa binasa”
wallahu a'lam bish-shawab