Hari ini, kita sudah mulai memasuki bulannya Rasulullah saw, bulan para qurro', bulan diangkatnya amalan seluruh manusia, yaitu Bulan Sya'ban, bulan persiapan menghadapi bulan yang penuh dengan rahmat, maghfirah dan dijauhkan dari siksa api neraka. Tidak lain bulan itu adalah bulan Ramadhan.
Menurut Yahya bin Mu’adz bahwa Sya’ban terdiri dari lima huruf yaitu syin, ‘ain, ba’, alif dan nun dan masing-masing bermakna sebagai berikut :
1. Syin : syarafatun atau syafa’atun yang berarti kemuliaan dan syafa’at.
2. ‘Ain : Al ’izzah wa karomah yang berarti kemenangan dan karomah.
3. Ba’ : Al Birru yang berarti kebaikan.
4. Alif : Ulfah yang berarti rasa belas kasihan.
5. Nun: Nur yang berarti cahaya.
Itulah sebabnya bulan Rajab menjadi bulan untuk mensucikan tubuh, bulan Sya’ban untuk mensucikan lubuk hati, dan Ramadhan untuk mensucikan jiwa/ ruh. Maka barang siapa yang mensucikan tubuhnya di bulan Rajab, sucilah hatinya di bulan Sya’ban, dan siapa yang mensucikan lubuk hatinya di bulan Sya’ban, sucilah jiwanya di bulan Ramadhan (Durrotun Nashihin).
Lalu, mengapa bulan ini disebut bulan Rasulullah saw dan para qurro'?
Disebut bulan Rasulullah saw, karena Rasulullah saw mengistimewakan bulan ini dengan memperbanyak berpuasa melebihi bulan-bulan yang lain (selain Ramadhan), dan di bulan ini pula, amalan seluruh manusia diangkat, Maka beliau cinta dan senang hal itu terjadi ketika berpuasa. Dan disebut bulan para qurro', karena banyaknya para qurro' (pembaca Al Qur'an) pada masa Rasulullah saw yang meluangkan waktunya membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya. Dan dua amalan ini (puasa dan membaca al-Qur'an), sekali lagi, tiada lain dan tiada bukan untuk memuliakan dan mempersiapkan diri memasuki bulan mulia, bulan suci Ramadhan.
Dan di Bulan Sya'ban, akan kita temukan salah satu malam mulia di ijabahnya seluruh doa, dan malam turunnya Allah swt ke bumi, yaitu malam nisfu sya'ban (tanggal 15 Sya'ban). Di malam itu pula, terdapat salah satu kebiasaan mulia Rasulullah saw setiap tahunnya yaitu mendoakan umatnya. Oleh sebab itu, Imam Ghazali menyebut Malam nisfu sya'ban sebagai malam syafa'at (pertolongan). Akan tetapi, hal ini bukan berarti kita tidak dianjurkan untuk beramal apapun, bahkan disini kita dianjurkan berpuasa, memperbanyak shalat, dzikir, Doa dan Shalawat. terutama Sholat malam (qiyaamul lail).
Rasulullah SAW bersabda, "Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman :
Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya?
Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki?
Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya?
Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar.
Semoga kita semua termasuk dari hamba-hamba-Nya yang ahlul khair. Aamiin.
Semoga Bermanfaat
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar